Pada Tugas 2 ini kalian diharapkan untuk dapat membedakan teks tantangan dengan teks lain seperti teks diskusi dan teks eksposisi. Teks teks tersebut mungkin kalian sudah pelajari pada saat kelas 7 dan 8. Oleh karena itu, pada Tugas 2 ini kalian diminta untuk dapat membedakan teks eksposisi, teks diskusi, dan teks tantangan. Perbedaan itu meliputi struktur teks, fungsi sosial teks, atau unsur kebahasaan yang membangun teks tersebut.
Fungsi sosial teks pengurangan subsidi bahan bakar minyak, Fungsi sosial teks diskusi perlukah pengurangan subsidi BBM. Struktur teks tantangan pengurangan subsidi BBM, Unsur kebahasaan teks tantangan. Fungsi sosial teks eksposisi subsidi bbm perlu dikurangi. Tugas 2 membedakan teks tantangan, struktur teks, fungsi sosial, unsur kebahasaan.
Teks tantangan merupakan teks yang memuat informasi bantahan terhadap hal-hal kontroversial yang berkembang pada masyarakat dengan disertai dengan argumen dan data-data yang memperkuat bantahan tersebut teks tersebut. Teks diskusi merupakan salah satu jenis teks yang memberikan dua pendapat mengenai suatu hal. Pendapat tersebut tentu ada yang sama dan juga ada yang bertentangan. Teks eksposisi merupakan salah satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan untuk menjabarkan suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan juga akurat. Masing-masing dari teks tersebut memiliki struktur yang berbeda, Namun unsur kebahasaan dari ketiga teks tersebut terdapat persamaan. Berikut ini dijelaskan perbedaan antara teks tantangan, diskusi, dan eksplanasi.
Teks 1
Teks Tantangan "Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak"
Struktur | Kalimat |
---|---|
Pengantar, Isu/masalah | Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan) 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun. Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari. Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. |
Argumen Menentang | Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor. Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap. Meskipun demikian, kelompok masyarakat yang kontra penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi lain. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah. Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. Penurunan produksi di berbagai sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran. Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi. |
Argumen Menentang | Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran. Yang perlu dicermati adalah dampak terhadap kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus. Dampak negatif penurunan subsidi BBM dalam jangka pendek dapat dikurangi dengan menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring pengaman sosial dan kebijakan moneter. Selain itu, Bank Indonesia dapat menurunkan jumlah uang beredar melalui instrumen kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi. Akan tetapi, program kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan. Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja usaha kecil dan menengah, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin. |
Simpulan | Subsidi tidak dapat diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya dihapus. Pemerintah baru didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai penjelasan kepada masyarakat. Sumber: http://www.koran-jakarta.com/?13837-pengurangan+subsidi+bbm |
Setelah menentukan struktur dari teks tantangan tentang "Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak" kalian diajak untuk mencari apasaja fungsi sosial dan unsur kebahasaan dari teks tantangan "Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak". Berikut ini dijelaskan mengenai fungsi sosial dan unsur kebahasaan secara singkat:
Fungsi Sosial | Unsur Kebahasaan |
---|---|
Fungsi sosial dari teks tantangan yaitu digunakan untuk memberikan suatu bantahan terhadap masalah yang didukung oleh argumen yang memperkuat bantahan tersebut. | 1. Kata Rujukan Kata rujukan merupakan kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya. 2. Kata Hubung/Konjungsi Konjungsi adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. 3. Kalimat Sanggahan Kalimat sanggahan ialah kalimat yang diungkapkan dengan ketidaksetujuan terhadap suatu masalah ataupun suatu pembicaraan. Kalimat sanggahan biasanya ditandai dengan kurang sependapat, perlu ditinjau kembali, belum sesuai, kurang tepat dan lain sebagainya. 4. Kalimat Penolakan Kalimat penolakan merupakan kalimat yang berisi tidak setuju, kurang setuju, kurang sependapat atau membantah dalam suatu hal. Ciri-ciri dari kalimat penolakan diantaranya ditandai dengan pilihan kata tidak setuju, kurang setuju, tidak sependapat, menolak, ditolak, menentang, tantangan, membantah, bantahan, sanggahan, disanggah dan lain sebagainya. 5. Kalimat Pernyataan Kalimat pernyataan ialah kalimat yang ditandai dengan intonasi turun dan pada umumnya mengandung sebuah makna yang menyatakan ataupun memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diberi tanda titik pada bagian akhir kalimatnya. |
Unsur kebahasaan tersebut dapat dijelaskan lebih detail lagi supaya pemahaman kalian mengenai teks tantangan ini semakin bertambah. Berikut adalah sedikit penjelasan dari unsur kebahasaan teks tantangan diatas.
1. Kata Rujukan
Beberapa contoh kata rujukan dalam teks tantangan di atas adalah sebagai berikut.
- Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin.
- Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN.
- Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
- Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan) 2013 sejumlah 287,14 triliun.
- Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia.
2. Kata Hubung/Konjungsi
Konjungsi ialah kata digunakan untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, ataupun kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan ataupun maksud lain. Berikut ini adalah beberapa contoh dari teks diatas yang menggunakn kata hubung.
- Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja usaha kecil dan menengah, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin. (Konjungsi perlawanan)
- Dampak negatif penurunan subsidi BBM dalam jangka pendek dapat dikurangi dengan menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring pengaman sosial dan kebijakan moneter. (Konjungsi gabungan biasa)
- Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi. (Konjungsi menyatakan dua buah kata benda)
- Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap. (Konjungsi pilihan)
- Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). (Konjungsi pertentangan)
- Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan. (Konjungsi syarat)
- Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). (Konjungsi penjelas)
- Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor. (Konjungsi sebab)
- Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus. (Konjungsi akibat)
- Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan. (Konjungsi perlawanan)
3. Kalimat Sanggahan
Kalimat sanggahan ialah kalimat yang diungkapkan dengan ketidaksetujuan terhadap suatu masalah ataupun suatu pembicaraan. Kalimat sanggahan biasanya ditandai dengan kurang sependapat, perlu ditinjau kembali, belum sesuai, kurang tepat dan lain sebagainya.
- Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi.
- Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi. Akan tetapi, program kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan.
4. Kalimat Penolakan
Kalimat penolakan merupakan kalimat yang berisi tidak setuju, kurang setuju, kurang sependapat atau membantah dalam suatu hal. Ciri-ciri dari kalimat penolakan diantaranya ditandai dengan pilihan kata tidak setuju, kurang setuju, tidak sependapat, menolak, ditolak, menentang, tantangan, membantah, bantahan, sanggahan, disanggah dan lain sebagainya.
- Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang dan jasa mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.
- Penurunan dan penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran.
5. Kalimat Pernyataan
Kalimat pernyataan ialah kalimat yang ditandai dengan intonasi turun dan pada umumnya mengandung sebuah makna yang menyatakan ataupun memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diberi tanda titik pada bagian akhir kalimatnya.
- Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. (Hanya berisi kalimat penjelas)
- Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil).
- Kenaikan harga BBM dan Inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga melemahkan produksi.
Teks 2
Teks Diskusi "Perlukah Pengurangan Subsidi BBM?"
Struktur | Kalimat |
---|---|
Isu | Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun. Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari. Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. |
Argumen mendukung | Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor. Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap. Mengenai kebijakan penurunan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan harga BBM, tentu menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan. Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). Subsidi BBM tidak tepat sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah. Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional. Hasil pengurangan anggaran subsidi BBM dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, asuransi, jaminan kesehatan, beasiswa pendidikan, program padat karya dan kegiatan lainnya untuk masyarakat miskin. Jika harga naik, konsumsi menjadi semakin rasional (tidak berlebihan). Selanjutnya, kondisi kualitas lingkungan menjadi semakin baik karena polusi berkurang. |
Argumen menolak | Kelompok yang kontra penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi lain. Penurunan subsidi yang diikuti kenaikan harga BBM memicu inflasi (barang menjadi mahal). Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah. Kenaikan harga BBM dan inflasi akan menyebabkan permintaan domestik menurun sehingga melemahkan produksi. Penurunan produksi di berbagai sektor ekonomi akan meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatkan pengangguran. Ringkasnya, kelompok kontra berpendapat kenaikan harga BBM menyebabkan inflasi, kemiskinan, serta pengangguran lebih tinggi. Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran, tetapi kecil. Yang perlu dicermati adalah dampak terhadap kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus. Dampak negatif penurunan subsidi BBM dalam jangka pendek dapat dikurangi dengan menerapkan kebijakan fiskal lewat jaring pengaman sosial dan kebijakan moneter dan Bank Indonesia dapat menurunkan jumlah uang beredar melalui instrumen menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi. Meskipun demikian, program kompensasi yang tidak efektif justru akan meningkatkan kemiskinan. Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin. |
Simpulan | Subsidi tidak dapat diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya dihapus. Pemerintah baru didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai penjelasan kepada masyarakat. Sumber: http://www.koran-jakarta.com/?13837-pengurangan+subsidi+bbm |
Setelah menentukan struktur dari teks diskusi tentang "Perlukah Pengurangan Subsidi BBM?" kalian diajak untuk mencari apasaja fungsi sosial dan unsur kebahasaan dari teks diskusi "Perlukah Pengurangan Subsidi BBM?". Berikut ini dijelaskan mengenai fungsi sosial dan unsur kebahasaan secara singkat:
Fungsi Sosial | Unsur Kebahasaan |
---|---|
Fungsi sosial dari teks diskusi ialah digunakan untuk menyampaikan pendapat tentang suatu permasalahan. Pendapat yang disampaikan pada teks tersebut disertai dengan argumen yang mendukung maupun argumen yang menentang pada masalah tersebut serta diakhiri dengan simpulan dan juga rekomendasi dari si penulis. | 1. Penggunaan Konjungsi Perlawanan Konjungsi perlawanan menggunakan kata-kata hubung diantaranya adalah: tetapi, namun, sedangkan dan sebaliknya. 2. Penggunaan Kohesi Leksikal Kohesi leksikal merupakan kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal dapat berbentuk diantaranya adalah dengan pengulangan, sinonim, antonim, maupun hiponim. 3. Penggunaan Kohesi Gramatikal Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan juga aturan gramatikal. Kohesi gramatikal diantaranya adalah dapat terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan juga elipsis. 4. Penggunaan Modalitas Modalitas merupakan kata yang memiliki makna kemungkinan, kenyataan, dan lain sebagainya. Dan dinyatakan dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata diantaranya seperti harus, akan, ingin, dan mungkin. |
Unsur kebahasaan tersebut dapat dijelaskan lebih detail lagi supaya pemahaman kalian tentang teks diskusi ini semakin bertambah. Berikut adalah sedikit penjelasan dari unsur kebahasaan teks diskusi diatas.
1. Penggunaan Konjungsi Perlawanan
Konjungsi perlawanan menggunakan kata-kata hubung diantaranya adalah: tetapi, namun, sedangkan dan sebaliknya.
- Penurunan dan/atau penghapusan subsidi BBM tentu berdampak negatif terhadap perekonomian dalam jangka pendek, terutama inflasi, sektoral, ekonomi makro, kemiskinan, dan pengangguran, tetapi kecil.
- Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin.
- Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss).
- Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari.
- Sebaliknya, jika program kompensasi dapat dilaksanakan dengan efektif, dapat menekan kemiskinan.
2. Penggunaan Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal merupakan kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal dapat berbentuk diantaranya adalah dengan pengulangan, sinonim, antonim, maupun hiponim. Contoh dari penggunaan kohesi leksikal adalah sebagai berikut:
- Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. (pengulangan)
- Kondisi ini menjadikan daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk kategori miskin akan bertambah.(pengulangan)
- Subsidi BBM tidak tepat sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.(pengulangan)
- Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. (antonimi)
- Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor. (antonimi)
3. Penggunaan Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan juga aturan gramatikal. Kohesi gramatikal diantaranya adalah dapat terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan juga elipsis. Contoh dari penggunaan kohesi gramatikal adalah sebagai berikut:
- Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun.(rujukan).
- Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). (rujukan)
4. Penggunaan Modalitas
Modalitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti harus, akan, ingin, mungkin. Contoh dari penggunaan modalitas adalah sebagai berikut
- Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari.
- Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat.
- Pemerintah baru harus sudah mempunyai solusi terhadap subsidi BBM, seperti keberanian menurunkan subsidi BBM secara bertahap sampai akhirnya menghapus.
- Pengurangan subsidi BBM juga harus disertai program kompensasi.
- Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas.
Teks 3
Teks Eksposisi "Subsidi BBM Perlu Dikurangi"
Struktur | Kalimat |
---|---|
Pernyataan pendapat (tesis) | Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013 sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P 2013 sejumlah 287,14 triliun. Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun. Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain, produksi (lifting) minyak tidak mencapai target. Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target. Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya 825 ribu barel per hari. Bagaimana dengan konsumsi minyak? Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari. Kemudian, pada tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan demikian, pada tahun lalu Indonesia harus mengimpor minyak sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. |
Argumentasi | Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi konsumsi domestik melebihi jumlah ekspor minyak. Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor. Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap. Kelompok yang setuju penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi subsidi akan menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian. Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). Subsidi BBM tidak tepat sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah. Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah. Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi. Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional. Hasil pengurangan anggaran subsidi BBM dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, asuransi, jaminan kesehatan, beasiswa pendidikan, program padat karya dan kegiatan lainnya untuk masyarakat miskin. Jika harga naik, konsumsi menjadi semakin rasional (tidak berlebihan). Selanjutnya, kondisi kualitas lingkungan menjadi semakin baik karena polusi berkurang. Sebaliknya, jika dapat dilaksanakan dengan efektif, program kompensasi dapat menekan kemiskinan. Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin. |
Penegasan ulang pendapat | Subsidi tidak dapat diberlakukan terus-menerus. Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas. Subsidi harus dikurangi secara bertahap, sampai akhirnya dihapus. Pemerintah baru didorong berani mengurangi subsidi BBM disertai penjelasan gamblang kepada masyarakat. |
Setelah menentukan struktur dari teks eksposisi tentang "Subsidi BBM" kalian diajak untuk mencari apasaja fungsi sosial dan unsur kebahasaan dari teks eksposisi "Subsidi BBM". Berikut ini dijelaskan mengenai fungsi sosial dan unsur kebahasaan secara singkat:
Fungsi Sosial | Unsur Kebahasaan |
---|---|
Fungsi sosial dari teks eksposisi ialah untuk digunakan mengusulkan pendapat kita sendiri/pribadi mengenai suatu hal atau sebagai wadah dalam mengemukakan pendapat yang kita akan sampaikan. | 1. Penggunaan Pronomina/Kata ganti Pronomina atau kata ganti merupakan jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan/ dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona. 2. Penggunaan Kata Leksikal Leksikal merupakan makna kata berdasarkan "kamus atau leksikon yang artinya kata yang berdefinisi." Contoh: makan merupakan memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dan mengunyah serta menelannya. Contoh: Dr. Dina tiba di Bandung. Kata "di" menyatakan tempat. 3. Penggunaan Konjungsi Konjungsi atau kata sambung merupakan kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, ataupun kalimat-kalimat dan lain sebagainya. Konjungsi tidak dihubungkan dengan suatu objek, konjungsi tidak menerangkan sebuah kata, konjungsi hanya menghubungkan antar kata-kata ataupun kalimat-kalimat. |
Unsur kebahasaan tersebut dapat dijelaskan lebih detail lagi supaya pemahaman kalian tentang teks eksposisi ini semakin bertambah. Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai unsur kebahasaan teks eksposisi diatas.
1. Pronomina
Pronomina atau kata ganti merupakan jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan/ dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.
- Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
- Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.
Beberapa contoh penggunaan pronomina pada teks di atas adalah sebagai berikut.
- Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.
- Kondisi ini tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.
- Pada tahun 2009, konsumsinya sebesar 1,02 juta barel per hari.
Kata leksikan dapat terbagi menjadi Nomina, Verba, Adjektiva, dan Adverbia. Berikut adalah penjelasan mengenai Nomina, Verba, Adjektiva, dan Adverbia.
Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda baik nyata maupun abstrak (tidak nyata). Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dan lain-lain. Berikut adalah contoh kalimat dari penggunaan kata Nomina:
- Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai 297,4 triliun. (nomina dasar)
- Indonesia adalah negara pengekspor sekaligus pengimpor minyak. (nomina dasar).
- Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.(nomina turunan)
- Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi.(nomina turunan)
Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, ataupun keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Berikut adalah contoh dari verba:
- Subsidi energi tahun ini mencakup BBM/LPG dengan pengajuan 210,73 triliun.(verba turunan).
- Kondisi ini tentu membebani APBN. (verba turunan)
- Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.(verba turunan)
Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat ataupun keadaan orang, benda, dan juga binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh kalimat dari kata adjektiva atau kata sifat.
- Sebelum tahun 2004, Indonesia masih dikenal sebagai eksportir minyak (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.
- Masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi menikmati subsidi BBM lebih besar daripada rakyat berpendapatan rendah.
- Dengan subsidi, harga di pasar domestik menjadi lebih murah.
- Akibatnya, cenderung terjadi konsumsi berlebihan (over consumption) atau pemborosan energi.
- Andai subsidi terpaksa diberikan, harus diberlakukan secara adil, selektif, dan tepat sasaran dengan jangka waktu terbatas.
Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi dan memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain sebagainya. Contohnya adalah: di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh kalimat dari dari adverbia:
- Contoh, sejak tahun 2009, realisasi produksi minyak selalu di bawah target.
- Kondisi tersebut juga akan mendorong penyelundupan ke pasar internasional.
- Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun.
Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung merupakan kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, ataupun kalimat-kalimat dan lain sebagainya. Konjungsi tidak dihubungkan dengan suatu objek, konjungsi tidak menerangkan sebuah kata, konjungsi hanya menghubungkan antar kata-kata ataupun kalimat-kalimat.
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi yaitu untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan suatu informasi berdasarkan asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan hal yang akan ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan contohnya seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang kuat menuju informasi yang lemah ataupun sebaliknya. Berikut ini adalah jenis-jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi :
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi yaitu untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan suatu informasi berdasarkan asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan hal yang akan ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan contohnya seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang kuat menuju informasi yang lemah ataupun sebaliknya. Berikut ini adalah jenis-jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi :
- Konjungsi waktu: sesudah, sebelum, lalu, setelah, kemudian, setelah itu
- Konjungsi gabungan biasa: dan, serta, dengan
- Konjungsi pembatasan: selain, kecuali, asal
- Konjungsi tujuan: agar, supaya, untuk
- Konjungsi persyaratan: kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila
- Konjungsi perincian: adalah, ialah, yaitu, antara lain, yakni
- Konjungsi sebab akibat: karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
- Konjungsi pertentangan: tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan
- Konjungsi pilihan: atau
- Konjungsi penegasan/penguatan: apalagi, hanya, bahkan, lagi pula, itu pun
- Konjungsi penjelasan: bahwa
- Konjungsi perbandingan: bagai, seperti, ibarat, serupa
- Konjungsi penyimpulan: oleh karena itu, jadi, oleh sebab itu, dengan demikian
- Besaran subsidi tersebut sebagian dinikmati produsen dan konsumen, namun ada yang hilang dan tak dinikmati keduanya (dead-weight welfare loss). (Konjungsi gabungan biasa)
- Kompensasi sebaiknya bukan dalam bentuk tunai, tetapi dapat berupa asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, modal kerja UMKM, padat karya, serta beras untuk masyarakat miskin. (Konjungsi perlawanan dan gabungan biasa)
- Jika dapat dilaksanakan dengan efektif, program kompensasi dapat menekan kemiskinan. (Konjungsi persyaratan)