Partisipasi Perempuan
Dalam E-commerce, Dorong Perekonomian Selama Pandemi Covid-19
Perusahaan-perusahaan e-commerce
di Indonesia membukukan kenaikan volume penjualan dengan semakin banyaknya
masyarakat yang menerapkan physical distancing di tengah wabah Covid-19. Di
dalam kondisi dunia seperti ini, dimana perubahan besar terjadi didepan mata. Beralihnya
metode jual beli yang sebelumnya dilakukan secara offline atau langsung, kini menjadi
online dengan menggunakan beragam fitur aplikasi yang ada. Sehingga, dilihat
dari sudut pandang analisis perubahan sosial termasuk dalam synchronic yang dimana rasio perempuan
dan laki-laki terdapat perbandingan dalam stratifikasi sosial.
Perubahan sosial ini berada di
tingkat masyarakat dan organisasi. Perubahan pada pendapatan serta kekuasaan
yang awalnya berorientasi pada gender, diubah menjadi berorientasi pada
kemampuan individu. Dalam hal organisasi, peranan serta kompetisi individu juga
tidak tergantung pada gender.
Perubahan yang membawa pengaruh
besar terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat. Perubahan tersebut memang menuntut
dinamika masyarakat untuk mengantisipasi keadaan-keadaan di masa mendatang
(yang diduga akan mengalami perubahan) melalui pengumpulan data (baik yang
aktual maupun potensial) dan menganalisisnya, untuk kemudian merancang suatu
tujuan dan cara mencapai tujuan di masa mendatang. Progress yang memberi
kemajuan kepada masyarakat. Kemajuan ini dapat memberikan keuntungan dan
kemudahan.
Perubahan sosial bersumber dari
rendahnya partisipasi perempuan di industri e-commerce pada jabatan yang tinggi
seperti manager. Jumlah perempuan lebih mendominasi perannya sebagai konsumen
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini tentu saja membuat kesenjangan gender
semakin tinggi di kalangan e-commerce. Sumber perubahan sosial ini berasal dari
masyarakat manusia sendiri sehingga menyebabkan perubahan struktur sosial yang
menumbuhkan stigma menyangkut gender dalam dunia e-commerce. Arah dan laju
perubahannya merupakan revolusi. Sebab, perubahan sosial yang terjadi
membangkitkan gerakan emansipasi wanita dalam kesetaraan gender.
Kesetaraan kedudukan perempuan
dan laki-laki di Indonesia memang masih menjadi tantangan. Berdasarkan indeks World Economics Forum, Indonesia berada
di posisi ke-10 dalam Indeks Kesenjangan Gender. Artinya Indonesia masih
tertinggal dibanding negara berkembang lain seperti Filipina, Vietnam, dan
Thailand dalam kesetaraan gender. Kendati perempuan menjadi target konsumen
yang potensial namun posisi manajerial yang mengambil keputusan penting dalam
strategi bisnis e-Commerce masih didominasi laki-laki. Padahal dengan
perbandingan gender yang seimbang di jajaran manajemen atas dan board members, partisipasi perempuan
dapat memberikan keberagaman ide dan pandangan dalam bisnis.
Konsumen belanja online yang
didominasi perempuan pun menjadi urgensi pelaku bisnis e-Commerce untuk
menyediakan ruang perempuan di jajaran manajemen. Ide-ide dan aspirasi
perempuan akan menjadi lebih berharga karena dinilai lebih memahami konsumen
perempuan dari berbagai lapisan lebih baik. Akselerasi perempuan dalam bidang
ekonomi dan wirausaha juga sangat dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan dan
membangun perekonomian.
Tumbuhnya perjuangan dari berbagai kalangan di
dalam masyarakat untuk meruntuhkan sistem sosial lama dan membangun sistem
sosial yang baru, dimana hak-hak warga dan status warga di depan hukum
dijadikan sama. Di dalam kondisi dimana hak-hak warga menjadi sama, maka relasi
gender-pun berubah kearah kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.